A.PANEL SURYA
Panel surya adalah alat yang terdiri dari sel surya
yang mengubah cahaya
menjadi listrik.
Mereka disebut surya atas Matahari atau "sol" karena Matahari
merupakan sumber cahaya terkuat yang dapat dimanfaatkan.
|
Panel Surya yang diletakkan di atas atap rumah |
Panel surya dapat diletakkan di atas atap rumah dan di halaman rumah. Panel surya juga sering ditemukan di pulau-pulau terpencil untuk digunakan sebagai sumber energi karena menggunakan sumber cahaya atau panas Matahari.
|
Panel Surya di daerah pulau terpencil |
Jumlah penggunaan panel surya di porsi pemroduksian listrik dunia sangat
kecil, tertahan oleh biaya tinggi per wattnya dibandingkan dengan bahan
bakar fosil - dapat lebih tinggi sepuluh kali lipat, tergantung keadaan.
|
Cara kerja Panel Surya pada sebuah rumah |
Sekarang ini biaya panel listrik surya membuatnya tidak praktis untuk
penggunaan sehari-hari di mana tenaga listrik "kabel" telah tersedia.
Bila biaya energi naik dalam jangka tertentu, atau bila penerobosan produksi
terjadi yang mengurangi ongkos produksi panel surya, ini sepertinya tidak akan
terjadi dalam waktu dekat.
B.GAS RUMAH KACA
Gas Rumah Kaca atau dalam bahasa inggris disebut green house effect/global warming adalah
gas-gas yang ada di atmosfer yang menyebabkan efek rumah kaca. Gas-gas tersebut sebenarnya muncul
secara alami di lingkungan, tetapi dapat juga timbul akibat aktivitas manusia.
|
Skema Efek Gas Rumah Kaca (Green House Effect/Global Warming) |
Gas rumah
kaca yang paling banyak adalah air berbentuk uap yang mencapai atmosfer akibat
penguapan air dari laut, danau dan sungai. Karbondioksida adalah gas terbanyak kedua yang berasal dari berbagai proses alami seperti: letusan vulkanik; pernapasan hewan
dan manusia (yang menghirup oksigen dan menghembuskan karbondioksida);
dan pembakaran material organik (seperti tumbuhan).
Karbondioksida dapat berkurang karena terserap oleh
lautan dan diserap tanaman untuk digunakan dalam proses fotosintesis. Fotosintesis memecah karbondioksida dan melepaskan oksigen ke atmosfer
serta mengambil atom karbonnya.
1.Uap Air
Uap air
adalah gas rumah kaca yang timbul secara alami dan bertanggungjawab terhadap
sebagian besar dari efek rumah kaca. Dalam model iklim, meningkatnya temperatur atmosfer
yang disebabkan efek rumah kaca akibat gas-gas antropogenik akan menyebabkan
meningkatnya kandungan uap air di troposfer, dengan kelembapan relatif yang agak konstan. Meningkatnya konsentrasi
uap air mengakibatkan meningkatnya efek rumah kaca; yang mengakibatkan
meningkatnya temperatur; dan kembali semakin meningkatkan jumlah uap air di
atmosfer. Keadaan ini terus berkelanjutan sampai mencapai titik ekuilibrium
(kesetimbangan).
2.Karbondioksida
Manusia
telah meningkatkan jumlah karbondioksida yang dilepas ke atmosfer ketika mereka
membakar bahan
bakar fosil, limbah
padat, dan kayu untuk menghangatkan bangunan, menggerakkan kendaraan dan
menghasilkan listrik. Pada saat yang sama, jumlah
pepohonan yang mampu menyerap karbondioksida semakin berkurang akibat
perambahan hutan untuk diambil kayunya maupun untuk perluasan lahan pertanian.
Walaupun
lautan dan proses alam lainnya mampu mengurangi karbondioksida di atmosfer,
aktivitas manusia yang melepaskan karbondioksida ke udara jauh lebih cepat dari
kemampuan alam untuk menguranginya.
3.Metana
Metana yang merupakan komponen utama gas alam juga termasuk gas rumah kaca. Ia
merupakan insulator yang efektif, mampu menangkap panas 20 kali lebih banyak
bila dibandingkan karbondioksida. Metana dilepaskan selama produksi dan
transportasi batu
bara, gas alam, dan minyak bumi. Metana juga dihasilkan dari
pembusukan limbah organik di tempat pembuangan sampah (landfill), bahkan
dapat keluarkan oleh hewan-hewan tertentu, terutama sapi, sebagai produk samping dari pencernaan.
4.Nitrogen Oksida
Nitrogen
oksida adalah gas insulator panas yang sangat kuat. Ia dihasilkan terutama dari
pembakaran bahan bakar fosil dan oleh lahan pertanian. Ntrogen oksida dapat
menangkap panas 300 kali lebih besar dari karbondioksida.
5.Gas lainnya
Gas rumah
kaca lainnya dihasilkan dari berbagai proses manufaktur. Campuran berflourinasi
dihasilkan dari peleburan alumunium. Hidrofluorokarbon (HCFC-22) terbentuk selama
manufaktur berbagai produk, termasuk busa untuk insulasi, perabotan
(furniture), dan tempat duduk di kendaraan. Lemari pendingin di beberapa negara
berkembang masih menggunakan klorofluorokarbon (CFC) sebagai media pendingin yang
selain mampu menahan panas atmosfer juga mengurangi lapisan ozon (lapisan yang melindungi Bumi dari radiasi ultraviolet).
Para ilmuan
telah lama mengkhawatirkan tentang gas-gas yang dihasilkan dari proses
manufaktur akan dapat menyebabkan kerusakan lingkungan.
Gas rumah kaca merupakan kumpulan gas yang terdapat di
atmosfer, yang memiliki kemampuan menyerap radiasi infra merah yang berasal
dari radiasi terestrial, awan, atau dari atmosfer. Alaminya, keberadaan gas
rumah kaca sangat penting untuk mempertahankan suhu bumi tetap hangat. Akan
tetapi, jika konsentrasinya melebihi batas normal, gas-gas ini dapat
menyebabkan terjadinya pemanasan di permukaan bumi yang berimbas pada kenaikan
temperatur permukaan bumi.
Gas rumah kaca menyebabkan suatu fenomena yang disebut
dengan efek rumah kaca. Di sebut rumah kaca karena proses pemanasan yang
terjadi dapat dianalogikan dengan proses pemanasan pada rumah kaca pertanian
yang ada pada daerah beriklim subtropis atau sedang.
Sumber : beberapa reverensi dan hasil olahan sendiri